MY FIRST EXPERIENCE : Mount Batur Sunrise Trekking
Sudah lama sekali aku ingin coba trekking gunung tapi belum ada kesempatan. Kali ini aku pergi berdua dengan suami ke Bali untuk berlibur. Aku pikir inilah kesempatannya, kalau bukan kali ini, aku ga tahu kapan lagi bisa coba. Dan akhirnya kami pun booking online paket trekking ke Gunung Batur dengan harga Rp. 375.000,- / orang. Paketnya sudah all in termasuk antar jemput, jadi ga perlu tambah biaya lagi di lokasi (kecuali untuk tip, bebas mau kasih atau ga yah ^^).
D-day
Kami dijemput di lobby hotel kami di daerah Ubud pukul 02.00 dini hari. Perjalanan menuju starting point trekking sekitar 1 jam. Sebelum mulai mendaki, kami diajak untuk menikmati sarapan singkat yang terdiri dari pancake pisang dan kopi/teh.
Our First Trekking Experience
Kami memulai trekking dengan bermodalkan lampu senter. Kondisi sekitar gelap gulita tanpa penerangan, kecuali bintang-bintang yang gemerlap cantik di langit. Awalnya trek kami cukup landai, yaitu berupa jalanan aspal menanjak, namun berlanjut dengan jalan tanah setapak menanjak dan jalan berbatu yang licin. Hampir separuh perjalanan kami dari tengah sampai ke puncak merupakan bebatuan curam yang sulit untuk didaki. Untuk aku pribadi yang belum pernah mencoba trekking, trek ini benar-benar menantang. Bukan cuma karena nafas yang habis tapi juga karena kaki yang sudah gemetar (maklum memang pada dasarnya jarang olah raga).
Photo Spot
Gunung Batur memiliki ketinggian 1.717 meter diatas permukaan laut. Ada dua check point untuk menikmati sunrise di gunung ini. Check point pertama sampai setelah kami 1,5 jam mendaki. Kami tidak lanjut ke check point kedua karena trek nya cukup sulit dan kami (hanya aku lebih tepatnya) sudah kehabisan tenaga. Pada check point ini kami ambil posisi untuk menikmati sunrise. Kami juga disuguhkan roti dan telur yang direbus pada sumber air panas di Gunung Batur.
Disini kami melihat detik-detik terbitnya matahari. Perlahan-lahan langit gelap mulai dihiasi dengan sumburat warna jingga dari matahari yang mulai mengintip dari balik Gunung Batur. Rasa lelah kami akhirnya terbayarkan dengan indahnya pemandangan sunrise. Sayang sekali karena belum lama ini Gunung Batur mengalami erupsi sehingga puncak gunungnya tidak terlihat jelas. Langit juga agak berawan sehingga pemandangan sunrisenya agak kabur, tidak secantik foto-foto yang sebelumnya kami pernah browsing di internet.
![]() |
Wefie dari Puncak Gunung Batur |
Around Top
Setelah matahari terbit sepenuhnya, kami beranjak dari spot duduk kami dan berjalan-jalan di sekitar. Pemandangan disekeliling pun tidak kalah indahnya. Banyak spot foto cantik yang tidak boleh dilewatkan.
Setelah puas berfoto-foto, kami mulai perjalanan turun. Perjalanan turun tidak sesulit trek naik. Trek turun diawali dengan jalan berbatu-batu besar yang cukup menantang, namun tidak berapa lama trek sudah lebih bersahabat. Trek turun sebagian besar merupakan jalan berpasir yang cukup licin, namun tidak berbatu-batu. Bagi yang ingin mencari jalan mudah, bisa naik ojek sampai ke kaki gunung. Namun saya lebih memilih menyusuri trek menurun sambil menikmati pemandangan yang tidak dapat kami saksikan saat mendaki karena langit masih gelap.
Sesampainya di kaki gunung, kami sudah disambut oleh driver yang akan mengantarkan kita kembali ke hotel.
- Pakailah sepatu kets yang paling nyaman
- Pakaian tidak perlu terlalu tebal. Cukup pakai kaos kemudian di-double dengan jacket. Setelah setengah perjalanan, kondisi badan sudah berkeringat dan terasa semakin panas.
- Bawa barang-barang secukupnya saja agar tidak mengganggu selama pendakian
Testimonial
Trekking Gunung Batur ini adalah salah satu pengalaman paling berkesan. Rasa lelah yang kami rasakan selama pendakian terbayarkan dengan pemandangan indah setelah mencapai puncak. Pengalaman ini bukan hanya diabadikan di foto saja tapi juga membekas di memori kami berdua.
Comments
Post a Comment